Monday, January 4, 2016

SEPOTONG CERITA PENTINGNYA ASURANSI







Ini hanya sepotong cerita, yang mungkin telah dialami beberapa orang. Cerita yang sangat menyentuh, dari seorang kepala keluarga yang sangat bijaksana, ketika ia memutuskan dan merahasiakan, untuk mengalihkan sedikit pendapatannya membeli asuransi jiwa. Kenapa ia merahasiakannya? karena sang suami tahu, istri nya pasti menganggap itu hanya buang uang untuk beberapa lembar kertas.   

Ia adalah sosok pria dengan keluarga yang sangat bahagia. Perekonomian yang tercukupi, mempunyai istri yang cantik dan solihah, anak perempuan yang masih lucu dan mempunyai semua kebutuhan keluarga baik itu mobil, rumah, motor, dan perabotan rumah lainnya. Dan di suatu pagi, sang suami itu pergi bekerja, di tengah perjalanan ke pabrik terjadi kecelakaan hebat, dan ia meninggal seketika. Akhirnya polisi mengetuk pintu dan menyampaikan kabar itu kepada istrinya yang mengatakan bahwa jasad suaminya berada di ambulan. Istri dan anak perempuannya menjerit dan istrinya pun jatuh tak sadarkan diri. Kematian datang pada siapa saja dan pada setiap saat tanpa ada peringatan sebelumnya.

 Dua minggu kemudian para tetangga melihat sebuah truk berhenti didepan rumah itu, truk dari toko furniture di daerah tersebut. Mereka mengambil sofa, meja besar, lemari besar, bahkan ranjang 'double-bed'. Para tetangga pun mengerti bahwa 'cicilan lunak' ternyata sudah tidak lunak lagi pembayarannya.


 Beberapa minggu kemudian, mereka melihat lagi kejadian lain, 4 pria yang terlihat beringas mendatangi rumah janda itu. Janda yang sudah jarang terlihat, pergi keluar pagar untuk menemui mereka. Mereka memperlihatkan secarik kertas sambil menunjuk ke arah toyota corolla milik almarhum. Si janda dengan rela memberi kunci mobil beserta surat suratnya kepada mereka. Ia kembali masuk kedalam rumah dan mengunci pintunya. Mereka di tugaskan dari perusahaan pembiayaan untuk menarik kembali mobil itu karena cicilan 2 bulan terakhir tidak dibayar. 

Beberapa hari kemudian, para tetangga melihat lagi loper koran yang memanggil-manggil si janda. Kali ini mereka tidak dapat lagi mengenalinya ia sudah sangat kurus, sungguh kasihan, dia tidak lagi bergaul karena malu dengan situasi dan kondisinya sekarang. Bahkan anak yang berusia 5 tahun tidak lagi pergi bermain dengan teman-temannya. Loper itu minta agar tagihannya itu diselesaikan. Si janda berusaha keras menjelaskan dengan suara rendah karena sangat malu sekali atas situasi yang dihadapinya. Namun loper koran yang tidak berperasaan itu meninggikan suaranya. janda itu takut dan meminta untuk menunggu. Ia kembali dalam rumah, para tetangga dapat mendengar dengan jelas suara suatu benda yang pecah, seperti terbuat dari bahan beling atau plastik kemudian terdengar tangisan anak perempuannya.

"mama, jangan ambil uang saya", dan tetangga pun tahu apa yang terjadi, ibunya memecahkan tabungan anaknya. Ia membayar loper koran itu dengan uang receh...

Itulah saat terakhir para tetangga meihat si janda. Ia takut bertemu dengan orang asing dan selalu mengunci diri. Bahkan gadis kecilnya pun dilarang untuk bermain dengan dengan tetangganya maupun pergi ke taman bermain, sesuatu yang sangat anak itu rindukan di usianya. Sampai di suatu siang yang panas, seorang pria yang sangat rapi dan bersahaja, Hendrik namanya, turun dari mobilnya dan mengetuk rumah si janda. Setelah beberapa saat tidak ada tanggapan, ia melihat sekeliling dan terkejut kedatangannya diperhatikan oleh para tetangga. Mereka melambaikan tanganya sebagai isyarat bahwa tidak ada orang dirumah, karena mencium hal yang kurang beres orang asing itu pun mendatangi tetangga disebelah rumahnya dan ia memperkenalkan diri sebagai agen atau financial konsultannya almarhum.

Ia mengatakan bahwa kedatangannya adalah untuk menanyakan kabar suami janda tersebut karena telah beberapa lama dana premi yang biasanya ditransfer oleh suaminya tidak diterimanya lagi.

Setelah bertemu dengan wanita yang tidak lain istri dari sang suami, keadaannya sungguh menyedihkan.

Kemudian si janda tersebut menjelaskan kejadian yang menimpa suaminya, kemudian orang asing tersebut kaget, dan dia berkata, "Saya turut berduka cita yg sedalam-dalamnya. Jangan katakan ibu tidak kenal saya. Saya pernah datang minum teh bersama almarhum suami ibu, ingat? Waktu itu saya mau menjual polis senilai Rp 500 juta? Polis ini masih berlaku, suami ibu meminta saya merahasiakannya dari ibu. Maafkan saya karena baru datang, saya tidak menerima kabar sebelumnya. Jika ibu berkenan saya dapat mencairkan dana yang telah ditinggalkan oleh suami ibu. Mulai sekarang ibu tidak perlu khawatir lagi, kami akan menjaga ibu dan anak ibu seperti yang sudah kami janjikan sebelumnya kepada almarhum suami ibu". Janda itu tidak bisa mempercayainya. air mata kebahagiaan jatuh ke pipinya saat ia meluk anaknya dengan lega. Kemudian ia jatuh berlutut berterima kasih kepada agen itu. Beberapa tetangga datang mengucapkan terima kasih dan pujian kepada si agen atas kebaikan yang dilakukanya, agen itu melihat beberapa diantara mereka turut meneteskan airmata.   

JIKA HAL ITU TERJADI KEMARIN DENGAN ANDA? BAGAIMANA NASIB KELUARGA ANDA DAN BAGAIMANA KEHIDUPAN MEREKA SELANJUTNYA? Dari kisah ini kita melihat ada pelajaran bagaimana uang yang dianggap sbg "BUANG DUIT", kebijakan atau keputusan kepala keluarga sangat pentng dan bisa mengubah hidup mereka. Anak gadis kecil yang manis itu kini dapat bermain lagi dengan teman temannya. Uang pendidikan telah tersedia. Ibunya dapat hidup dengan tenang dan bermartabat. Ingat teman-teman.. Asuransi jiwa ada bukan karena doa seseorang harus meninggal, tapi untuk keluarga yg DITINGGALKAN HARUS TETAP HIDUP.

No comments:

Post a Comment