Friday, January 1, 2016

PENTINGNYA ASURANSI KESEHATAN







Jika saja keluarga memiliki jaminan asuransi kesehatan, mungkin ceritanya berbeda. Beban ekonomi yang harus mereka tanggung untuk biaya kesehatan akan berkurang.
Datangnya sakit atau kecelakaan merupakan kejadian yang sering terjadi, walaupun tidak tahu kapan waktunya. Karena itu, Anda harus membuat sebuah perencanaan untuk mengatasi masalah tersebut, persis seperti kata pepatah “sedia payung sebelum hujan”. Asuransi merupakan upaya memindahkan risiko yang akan dihadapi seseorang pada masa mendatang untuk ditanggung pihak lain. Pihak lain itu bisa perorangan ataupun lembaga.
Beruntunglah Anda yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi yang telah memiliki program asuransi kesehatan sehingga sebagian risiko kesehatan dapat dibantu dengan program tersebut. Sebaiknya jangan ragu merencanakan membeli asuransi kesehatan. 
 
Dengan membeli asuransi kesehatan, besarnya pengeluaran untuk biaya kesehatan relatif stabil karena besarnya biaya atau premi tahunan dapat dihitung pasti. Ini mempermudah Anda mengatur pengeluaran dan mengurangi biaya-biaya tidak terduga. 
 
Manfaat asuransi kesehatan adalah membantu ketersediaan dana jika peserta asuransi kesehatan terserang gangguan kesehatan atau penyakit. Semua kebutuhan dari berobat ke dokter, menginap (perawatan) di rumah sakit, biaya obat di rumah sakit, sampai operasi dapat ditanggung perusahaan asuransi. 

Belum Sadar
Sayangnya, banyak orang Indonesia belum memiliki asuransi kesehatan. walaupun banyak manfaatnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), 55 persen dari seluruh rakyat Indonesia belum memiliki jaminan sosial. Sebanyak 45 persen atau sekitar 76 juta sisanya adalah pegawai negeri dan swasta yang sudah memiliki jaminan kesehatan masyarakat. Rinciannya, 16 juta orang memiliki Asuransi Kesehata (Askes), 4 juta mengantongi Jamsostek, 3 juta mempunyai asurasi komersial, dan 2 juta anggota Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). 

Sebenarnya, masyarakat Indonesia mampu membeli proteksi asuransi karena suburnya pertumbuhan kelas menengah. Sayangnya, kesadaran asuransi mereka masih rendah. Perlu edukasi dan sosialisasi ekstra untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar peduli terhadap proteksi risiko

Menurut Bank Dunia, warga kelas menengah Indonesia memiliki rekor belanja yang fantastis. Belanja pakaian dan alas kaki pada 2010 mencapai Rp 113,4 triliun; belanja barang rumah tangga dan jasa mencapai Rp 194,4 triliun; belanja di luar negeri mencapai Rp 59 triliun; serta biaya transportasi Rp 238,6 triliun.

Artinya, dari sisi finansial sebenarnya mereka memiliki kemampuan cukup memadai. Namun dalam lima tahun terakhir, tingkat penetrasi asuransi jiwa terhadap penduduk Indonesia bisa dikatakan stagnan di level 13-15 persen. Jumlah pemegang polis hanya berkisar 35 juta, baik individual maupun kumpulan, dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 241 juta.

 Memang, masih banyak masyarakat yang membutuhkan berbagai informasi, keterangan, dan penjelasan yang mudah dan sederhana sebagai tahap awal agar mulai tertarik kepada Asuransi.

No comments:

Post a Comment